prediksi wayang bagong sakti sydney
SYAIR BAGONG HARI INI | ANGKA MAIN BAGONG HARI INI | PREDIKSI BAGONG MALAM INI | SYAIR BAGONG HK | SYAIR SGP BAGONG HARI INI | SHIO BAGONG TOGEL 2020 | PREDIKSI WAYANG GOLEK | BAGONG TOGEL SYDNEY
Trik dan Cara Menang Bermain Poker Domino99 QQ Online
Trik Menang Bermain Poker
BANDAR TOGEL TERPERCAYA 2020-2021
SITUS POKER ONLINE DEPOSIT PULSA
BANDAR SLOT TERPERCAYA 2020-2021
Cara Menang Bermain Domino99 QQ
Panduan Menang Banyak Bermain BandarQ PKV Games
Agen BandarQ dan Domino99 QQ Online
Bagong
Disebut sebagai Ki Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh utama punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tokoh ini disebut-sebut dikisahkan sebagai anak bungsu Semar. Dalam pewayangan pada Sunda juga terdapat tokoh panakawan yang identik dengan Bagong, yaitu yang disebut Cepot atau Astrajingga. Namun bedanya, menurut versi ini, Cepot adalah anak paling tua Semar, Dalam wayang banyumasan Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor.
Ciri-ciri fisik
Digambarkan Sebagai seorang yang memiliki panakawan yang sifatnya menghibur para penonton wayang. Tokoh Bagong pun dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang mengundang berbagai kelucuan. Tubuhnya yang bulat, matanya yang lebar, bibirnya juga tebal dan terkesan memble. Dalam figur wayang kulit, Bagong selalu membawa senjata kudi.
Dari semuanya versi disebut bahwa gaya bicara bagong terkesan semaunya sendiri, Jika dibandingkan dengan ketiga wayang panakawan lainnya. yaitu Semar. Gareng. dan Petruk. Sebad dari itu maka Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata krama. Meskipun demikian majikannya tetap bisa memaklumi sifat bagong.
Asal usul Bagong
Dari beberapa versi menyebutkan bahwa, sesungguhnya Bagong bukan anak kandung dari Semar, Disebutkan Semar merupakan penjelmaan dari seorang dewa bernama Batara Ismaya yang diturunkan ke dunia bersama kakaknya yaitu Togog atau disebut Batara Antaga untuk mengasuh keturunan adik mereka, yaitu Batara Guru.
Togog dan Semar sama-sama mengajukan permohonan kepada bapak mereka, yakni Sang Hyang Tunggal, supaya masing-masing diberi teman. Sanghyang Tunggal pada saat itu ganti mengajukan pertanyaan berbunyi, siapa kawan sejati manusia. Togog menjawab “hasrat”, tengah Semar menjawab “bayangan”, Setelah mendengar jawaban tersebut, Sanghyang Si Tunggal pun mencipta hasrat Togog jadi manusia kerdil bernama Bilung, tengah bayangan Semar dicipta jadi manusia bertubuh bulat, bernama Bagong.
Versi lain menyebutkan, Semar adalah cucu Batara Ismaya. Semar yang terhadap kala itu mengabdi kepada seorang pertapa bernama Resi Manumanasa yang kelak jadi leluhur para Pandawa. Ketika Manumanasa hendak meraih moksha, Semar menjadi kesepian dan berharap diberi teman. Manumanasa terhadap kala itu menjawab bahwa temannya yang paling setia di dalam hidup adalah bayangannya sendiri. Seketika itu pula, bayangan Semar pun beralih jadi manusia, dan diberi nama Bagong.
Bagong terhadap zaman Kolonial
Seperti biasa Gaya bicara Bagong yang seenaknya sendiri sering dipergunakan para dalang untuk mengkritik penjajahan kolonial penjajah Hindia Belanda. Ketika Sultan Agung meninggal tahun 1645, putranya yang kala itu bergelar Amangkurat I menggantikannya sebagai pemimpin Kesultanan Mataram. Raja baru ini amat tidak mirip bersama ayahnya. Ia memerintah bersama sewenang-wenang dan juga menjalin kerja mirip bersama pihak VOC-Belanda.
Keluarga besar Kesultanan Mataram kala itu pun terpecah belah. Ada yang menolong pemerintahan Amangkurat I yang pro-Belanda, ada pula yang menentangnya. Dalam hal kesenian pun berjalan perpecahan. Seni wayang kulit dibagi jadi dua bagian/golongan, yakni golongan Nyai Panjang Mas yang anti-Amangkurat I, dan golongan Kyai Panjang Mas yang sebaliknya.
Rupanya dipihak para Belanda tidak menyukai tokoh Bagong yang terhadap kala itu kerap dipergunakan para dalang untuk mengkritik penjajahan VOC. Atas basic ini, golongan Kyai Panjang Mas pun menyingkirkan tokoh Bagong, tengah Nyai Panjang Mas selamanya mempertahankannya.
Pada zaman selanjutnya, Kesultanan Mataram mengalami keruntuhan dan beralih nama jadi Kasunanan Kartasura. Sejak tahun 1745 Kartasura lantas dipindahkan ke Surakarta. Selanjutnya berjalan perpecahan yang berakhir bersama diakuinya Sultan Hamengkubuwono I yang bertakhta di Yogyakarta.
Ketika kala di dalam hal pewayangan, Pada pihak Surakarta menjaga terhadap aliran Kyai Panjang Mas yang cuma punyai tiga orang panakawan yakni Petruk, Semar, dan Gareng, tengah pihak Yogyakarta pakai aliran Nyai Panjang Mas yang terhadap kala itu selamanya mengakui keberadaan Bagong.
Akhirnya, terhadap zaman kemerdekaan Bagong bukan lagi punya Yogyakarta saja. Para dalang aliran Surakarta pun lagi menampilkan empat orang punakawan di di dalam tiap-tiap pementasan mereka. Bahkan, peran Bagong cenderung lebih banyak daripada Gareng yang biasanya cuma keluar di di dalam karena saja.
Bagong versi Jawa Timur
Dalam pewayangan style Jawa Timuran, yang berkembang di daerah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Jombang, Malang dan sekitarnya, tokoh Semar cuma punyai dua orang anak, yakni Bagong dan Sarangaja. Bagong pada saat itu sendiri punyai anak yang di beri nama Besut.Dalam versi ini adik Bagong memang jarang di pentaskan tapi ada lakon tertentu di mana Sarangaja keluar seperti lakon Adeg’e Khayangan Suralaya di mana terhadap cerita ini menceritakan Asal usul Bagong di di dalam versi Jawa Timur.
Tentu saja Bagong style Jawa Timuran punyai peran yang amat perlu sebagai panakawan utama di di dalam tiap-tiap pementasan wayang. Ucapannya yang penuh bersama humor menghibur khas timur membuatnya sebagai tokoh wayang yang paling ditunggu kemunculannya.
Dalam versi ini, Bagong punyai nama sebutan lain, yakni Jamblahita.
Bagong versi Wayang Golek Menak
Dalam pementasan Wayang Golek Menak, Bagong versi ini memang wujud wajahnya menyerupai Cepot. Mulai dari wajah, tangan dan busananya mirip seperti Cepot, tapi Bagong versi Wayang Golek Menak ini punyai muka berwarna hitam, berjubah hitam, Mengenakan kaus belang merah putih, dan berhidung mbangir. Bagong yang terhadap kala itu seperti ini disebut Lupit atau nama lengkapnya Kyai Lurah Lupit dari Desa Karang Sembung. Dia punyai seorang adik yang bernama Slenteng, Slenteng sendiri adalah perwujudan Gareng versi Wayang Golek Menak. Dalam pakeliran, Lupit adalah seorang punakawan yang hidup terhadap zaman kerajaan-kerajaan Islam di pulau Jawa, Misalnya sebagai abdi dalem Sultan Trenggono terhadap zaman Kesultanan Demak.